Kamis, 30 April 2015

Tugas 8

I.                   KLASIFIKASI INDUSTRI

1.     Berdasarkan SK Menperin No 19 M/SK/1986
a.    Industri kimia dasar, yaitu industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi atau setengah jadi. Contoh : industri kertas, semen, pupuk, selulosa dan karet.
b.   Industri mesin dan logam dasar, yaitu industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau barang setengah jadi. Contoh : industri elektronika, mesin, pesawat terbang, perkakas, alat berat.
c.    Aneka industri, yaitu industri yang menghasilkan beragam kebutuhan konsumen. Contoh : industri pangan, tekstil, kimia dasar, aneka industri bahan bangunan.
d.   Kelompok industri kecil, yaitu industri dengan modal kecil atau peralatan yang masih sederhana. Contoh : industri rumah tangga.

2.    Berdasarkan Tempat Bahan Baku
a.    Industri ekstraktif, yaitu industri yang memperoleh bahan baku langsung dari alam.
b.   Industri nonekstraktif, yaitu industri yang memperoleh bahan baku dai industri lain.
c.    Industri fasilitataif, yaitu industri yang berupa pelayanan jasa kepada masyarakat.
3.    Berdasarkan Modal
a.    Industri padat modal, yaitu industri dengan modal besar dan banyak menggunakan tenaga mesin.
b.   Industri padat karya, yaitu industri yang memerlukan banyak tenaga manusia.
4.   Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
a.    Industri rumah tangga, yaitu industri yang karyawannya < 5 orang.
b.   Industri kecil, yaitu industri yang karyawannya 5-19 orang.
c.    Industri sedang/menengah, yaitu industri yang karyawannya 20-99 orang.
d.   Industri besar, yaitu industri yang karyawannya > 100 orang.
5.    Berdasarkan Lokasi Unit Usaha
a.    Market oriented Industry, yaitu industri yang berorientasi pada pasar (konsumen).
b.   Power oriented industry, yaitu industri yang berorientasi pada tenaga kerja.
c.    Supply oriented industry, yaitu industri yang berorientasi pada tempat pengolahan.
d.   Raw material oriented industry, yaitu industri yang berorientasi pada bahan baku.
e.    Footloose oriented industry,  yaitu industri yang tidak berorientasi pada hal-hal tersebut di atas.
6.   Berdasarkan Tahapan Proses Produksinya
a.    Industri hulu, yaitu industri yang mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi.
b.   Industri hilir, yaitu industri yang mengolah bahan setengah jadi menjadi barang jadi.
7.    Berdasarkan Produktifitas Perorangan
a.    Industri Primer, yaitu industri yang menghasilkan barang-barang tanpa pengolahan lebih lanjut.
b.   Industri Sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang-barang yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut
c.    Industri Tersier, yaitu industri yang bergerak di bidang jasa.
d.   Industri Kwartier, yaitu industri jasa yang berbasis teknologi tinggi.
8.   Berdasarkan Pengelolaannya
a.    Industri rakyat, yaitu industri yang diusahakan oleh rakyat.
b.   Industri negara, yaitu industri yang diusahakan oleh negara dan umumnya merupakan BUMN.
9.   Berdasarkan Asal Modal
a.    PMPD (Penanaman Modal Dalam Negeri), yaitu industri yang modal keseluruhan berasal dari penanaman modal dalam negeri oleh pemerintah atau pengusaha nasional.
b.   PMA (Penanaman Modal Asing), yaitu industri yang modal keseluruhan berasal dari penanaman modal asing.
c.    Patungan (Joint Venture), yaitu industri kerjasama antara swasta nasional dengan swasta asing.
10.Berdasarkan Hasil Produksi
a.    Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin dan alat produksi.
b.   Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang jadi atau barang yang siap pakai dan langsung dikonsumsi oleh masyarakat.
11.  Berdasarkan Bahan Dasar
a.    Industri campuran, yaitu industri yang memproduksi lebih dari satu barang.
b.   Industri trafik, yaitu industri yang seluruh bahan mentahnya diperoleh dari impor.
c.    Industri konveksi, yaitu industri yang membuat pakaian jadi.
d.   Industri perakitan (assembling), yaitu industri yang kegiatannya merakit beberapa komponen menjadi barang jadi.
12. Berdasarkan Pemasarannya
a. Industri lokal (nonbasic), yaitu industri yang produknya hanya dipasarkan di dalam negeri.
b.   Industri dasar (basic), yaitu industri yang hasilnya dipasarkan di dalam maupun di luar negeri.
13. Berdasarkan Bahan Mentah
a.    Industri agraris, yaitu industri yang bahan mentahnya berasal dari hasil agraria.
b.   Industri nonagraris, yaitu industri yang bahan mentahnya berasal dari hasil tambang.

II.                MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI
Menurut saya meningkatkan daya saing industry di Negara kita bias dengan cara membuka Fashion atau Pameran Made in Indonesia. Serta mengikut sertakan Indonesia dalam kompetisi kompetisi bergengsi yang memicu industry di Indonesia terus mengembakankan produknya atau daya saingnya. Semakin banyak atau semakin seringnya Indonesia mengikuti kompetesi atau mengadakan pameran-pameran saya rasa itu cukup mendongkrak semangat industry kita agar terus berkembang.
III.             SEKTOR INDUSTRI YANG MEMBERIKAN KONSTRIBUSI
Menurut saya sector industry yang cukup memberikan konribusi bagi Indonesia ialah sektor industry kelapa sawit.
Industry kelapa sawit diindonesia menurut saya merupakan salah satu industry yang cukup besar kontribusinya bagi Indonesia. Industry kelapa sawit sudah menembus perdangan internasional. Artinya kualitas dari kelapa sawit yang dihasilkan oleh Indonesia cukup bagus, hingga dapat menembus pasar internasional. Hal ini membuat Indonesia mendapatkan permintaan kelapa sawit yang melimpah, dan terus melakukan ekspor kelapa sawit. Menurut saya hal ini dapat memajukan perkembangan ekonomi di Indonesia.
Hal-hal diatas saya katakan hanya menurut pendapat saya saja, terimakasih


Tugas 7

1.  Pengertian perdagangan antar negara

Perdagangan antar negara merupakan proses tukar menukar barang atau jasa antara negara yang satu dengan negara yang lain. Perdagangan antar negara sangat dibutuhkan baik oleh negara yang sudah maju maupun negara yang sedang berkembang karena hal itu akan dapat mempercepat proses pembangunannya. Namun walaupun begitu kadang-kadang perdagangan antar negara menemui hambatan-hambatan, mungkin salah satu negara menerapkan bea yang tinggi, menjalankan politik proteksi, kuota atau mungkin menyalahi aturan-aturan dalam WTO.

Bagi suatu negara yang melakukan perdagangan ke luar negeri jauh lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan negara lain yang hanya menjalankan perdagangan dalam negeri. Perdagangan ke luar negeri akan memberikan devisa dan juga dapat memperluas daerah pemasaran, semua itu pada akhirnya dapat menambah pendapatan suatu negara.

Pada dasarnya perdagangan antar negara meliputi 2 hal:
1. ekspor
2. impor

Ekspor
Ekspor adalah semua kegiatan memasarkan barang-barang dalam negeri ke luar negeri.
Contoh: Indonesia mengekspor dua jenis komoditas, yaitu migas dan non migas. Migas contohnya seperti minyak bumi dan gas alam. Non migas contohnya seperti hasil pertanian, kerajinan, industri, dan lain-lain.

Impor
Impor adalah kegiatan mendatangkan atau memasukkan barang-barang dari luar negeri. Secara umum barang-barang impor dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan:
a. Barang konsumsi, seperti televisi, AC, mobil, pakaian, dan sebagainya.
b. Bahan baku dan bahan penolong, seperti kapas, benang, dan sebagainya.
c. Barang modal, seperti mesin-mesin, kereta api, kapal laut, dan sebagainya.
2.  A. Hambatan Tarif
 Tarif adalah suatu nilai tertentu yang dibebankan kepada suatu komoditi luar negeri tertentu yang akan memasuki suatu negara (komoditi impor). Tarif sendiri ditentukan dengan jumlah yang berbeda untuk masing-masing komoditi impor. Secara garis besar bentuk penetapan tarif ada dua jenis, yakni :
– Tarif Ad-volarem, yakni tarif besar kecilnya ditetapkan berdasarkan prosentase tertentu dari nilai komoditi yang diimpor. Misalnya, jika tarif untuk komoditi impor komponen mobil adalah 50%, maka jika ada komponen mobil masuk seharga $ 1000 maka tarifnya adalah sebesar $ 500. Akibatnya harga komponen mobil tersebut sekarang menjadi $ 1500.
– Tarif Spesifik, yakni tarif yang besar kecilnya didasarkan pada nilai yang tetap untuk setiap jumlah komoditi impor tertentu. Sebagai contoh, setiap komoditi impor seberat 1 ton akan dikenakan tarif senilai $ 500. Jika kita bandingkan dengan jenis tarif yang pertama maka terdapat perbedaan yang menyolok, yakni besarnya tarif akan sama meskipun nilai komoditi yang diimpor tidak sama, karena 1 ton komoditi impor tersebut bisa saja nilainya $ 5000, yang jika digunakan tarif ad-volarem akan dikenai tarif sebesar $ 2500 ( lebih besar dari tarif spesifiknya yang hanya $ 500 ). Di dalam perekonomian Indonesia sendiri tarif masih menjadi salah satu sumber pendapatan negara dan sebagai alat proteksi industri dalam negeri yang cukup ampuh, meskipun mulai dicoba untuk dikurangi searah dengan persiapan era perdagangan bebas yang segera akan berlaku di tahun 2000-an.

finish
Jika kita perhatikan dalam gambar di atas, grafik tersebut adalah merupakan gambaran proses terjadinya dan cara bekerjanya tarif bagai perekonomian Indonesia. Garis D adalah mewakili permintaan masyarakat Indonesia terhadap komoditi asing (impor). Garis S dan pergeserannya S’ dan S” adalah mewakili penawaran komoditi impor oleh eksportir asing. Pada proses pertama sebelum terjadi perdagangan antar negara posisi keseimbangan harga dan jumlah yang ditransaksikan adalah sebesar Po untuk harga dan Qo untuk komoditinya. Setelah terjadi transaksi perdagangan misalkan impor komponen kendaraan dari Amerika meningkat, maka persediaan/penawaran komoditi impor meningkat yang menyebabkan garis S bergeser menjadi S’. Dari kejadian ini sesuai hukum permintaan harga keseimbangan akan turn menjadi P1, sedangkan jumlah komoditi keseimbangannya meningkat menjadi lebih banyak, yakni sebesar Q1. Hal ini tentu akan merugikan industri dalam negeri jika tidak dikenakan tarif, sehingga jumlah impor menjadi berkurang dan garis penawaran S’ akan bergeser ke kiri menjadi S”, dengan harga keseimbangan P2 dan jumlah keseimbangan Q3.
Dari peristiwa transaksi luar negeri dan pengenaan tarif tersebut dapat disimpulkan :
– Tidak adanya tarif menjadikan komoditi impor yang masuk ke Indonesia menjadi bertambah banyak sehingga harganya turun (menjadi lebih murah), akibatnya masyarakat lebih menyukai produk tersebut. Hal ini berakibat produksi/penawaran produk sejenis dari industri dalam negeri merosot tajam menjadi hanya sebesar Q2 saja, sesuatu hal yang merugikan. Dengan kata lain industri nasional hanya mampu dan memiliki kontribusi sebesar Q2 saja dari seluruh kebutuhan komponen kendaraan di Indonesia.
– Kebijaksanaan tarif menjadikan keadaan pada kesimpulan pertama menjadi lebih baik, hal ini dibuktikan dengan naiknya produksi nasional yang dipergunakan menjadi lebih besar yakni sebesar Q4 (jauh lebih baik dari sebelum adanya tarif).
B. Hambatan Quota

Quota termasuk jenis hambatan perdagangan luar negeri yang lazim dan sering diterapkan oleh suatu negara untuk membatasi masukkan komoditi impor ke negaranya. Quota sendiri dapat diartikan sebagai tindakan pemerintah suatu negara dengan menentukan batas maksimal suatu komoditi impor yang boleh masuk ke negara tersebut. Seperti halnya tarif, tindakan quota ini tentu tidak akan menyenangkan bagi negara peng-ekspornya. Indonesia sendiri pernah menghadapi kuota impor yang diterapkan oleh sistem perekonomian Amerika.

C. Hambatan Dumping

Meskipun karakteristiknya tidak seperti Tarif dan Quota, namun dumping sering menjadi suatu masalah bagi suatu negara dalam proses perdagangan luar negerinya, seperti yang dialami baru-baru ini (akhir 1996). Dimana industri sepeda Indonesia dituduh melakukan politik dumping. Dumping sendiri diartikan sebagai suatu tindakan dalam menetapkan harga yang lebih murah di luar negeri dibanding harga di dalam negeri untuk produk yang sama

D. Hambatan Embargo
Sejarah membuktikan bahwa suatu negara yang karena tindakannya dianggap melanggar hak asasi manusia, melanggar wilayah kekuasaan suatu negara, akan menerima/ dikenakan sanksi ekonomi oleh negara yang lain (PBB). Contoh yang masih hangat ditekinga adalah kasus Intervensi Irak, kasus Libia , dan masih banyak lagi. Akibat dari hambatan yang terakhir ini biasanya lebih buruk dan meluas bagi masyarakat yang terkena sanksi ekonomi dari pada akibat yang ditimbulkan oleh hambatan-hambatan perdangangan lainnya.

sumber : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab6-peran_sektor_luar_negeri_pada_perekonomian_indonesia.pdf

3.  Mengapa Pemerintah menerapkan hambatan perdagangan di Indonesia?

Menurut saya banyak alas an mengapa pemerintah menerapkan hambatan dalam perdagangan. Contoh, dari hambatan quota dan tariff dilakukan agar pendapatan Negara di sector luar negeri meningkat, diterapkan juga untuk melindungi industry dalam negeri yang masih dalam taraf berkembang. Hambatan dumping diterapkan untuk memacu perkembangan ekspor lewat kenaikan permintaan dikarenakan harga yang cukup murah.  Meskipun hal ini awalnya akan menyebabkan kerugian akibat menjual dengan harga murah, namun dalam waktu kedepan akan mendapatkan keuntungan akibat dari tingginya permintaan dan akan menutupi kerugian diawal tadi. Sedangkan embargo/sanksi ekonomi diterapkan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan HAM, politik, dan lain sebagainya. Serta dengan diterapkannya hambatan ini, bagi Negara yang pernah mendapat sanksi diharapkan akan berusaha memperbaiki kesalahannya.

TUGAS 6

1)      A. apakah dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi Negara dapat dikatakan makmur?
Menurut saya pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu membuat rakyat mendapatkan kemakmuran. Contohnya Indonesia mungkin dapat dibilang Indonesia merupakan Negara yang sering dipuji karna pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi namun kita masih memiliki beberapa masalah seperti penyalahgunaan anggaran publik yang terjadi di tingkat pusat maupun daerah. Serta maraknya korupsi di Indonesia. Hal ini menghambat kemakmuran rakyat. Seperti definisinya kata kemakmuran rakyat itu berarti sebuah kondisi dimana kebutuhan dasar rakyat telah terpenuhi dan rakyat merasa puas akan hal tersebut. Tapi menurut saya diIndonesia tidak. Negara mungkin bisa mempunyai ekonomi yang terus menerus bertambah tinggi. Tapi hal ini tidak sampai kepada rakyat. Masih banyak rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan. (hal ini saya katakana hanya menurut pandangan atau pendapat saya saja. Maaf bila ada yang tidak berkenan. Terimakasih)
B. menurut saya pertumbuhah ekonomi yang tinggi tidak menjamin bahwa rakyat mendapatkan kesejahteraan. Masih banyak masalah yang menghalangin terciptanya kesejahteraan, contohnya ialah kesenjangan social, kemiskinan danlain sebagainya, menurut saya pertumbuhan ekonomi di Indonesia mungkin cukup tinggi tapi masyarakat tetap banyak yang belum sejahtera.

2)      Pada saat ini jumlah populasi manusia di dunia meningkat pesat dihitung dari tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah populasi ini juga ternyata memengaruhi berbagai aspek seperti  pembangunan ekonomi di negara-negara di berbagai belahan di dunia sebagai contoh yang konkrit saat ini. Pembangunan ekonomi akibat pertumbuhan penduduk ini memberi dampak yang berbeda-beda terhadap negara maju dan negara terbelakang serta berbagai aspek yang ditinjau terhadapnya terutama masalah standar kehidupan.
Pertumbuhan penduduk di negara maju memberikan dampak yang positif. Hal ini bisa diambil contoh dari Eropa barat yang ternyata pertumbuhan penduduknya justru mempercepat proses industrialisasi. Pertumbuhan penduduk membantu ekonomi negara tersebut karena mereka sudah makmur, mempunyai modal melimpah sedangkan buruhnya kurang. Di negara seperti itu, kurva penawaran buruh pada sector industry bersifat elastis sehingga tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi bagaimanapun justru akan menaikkan produktivitas. Kenyataannya kenaikan jumlah penduduk menghasilkan kenaikan GNP (Gross National Product) yang lebih tinggi ketimbang sekedar proporsional.
Akan tetapi, pada negara terbelakang pertumbuhan penduduk ini memberikan dampak yang menghambat pembangunan ekonomi karena kondisi yang berlaku sangatlah berbeda dengan kondisi pada negara maju. Ekonomi  pada negara terbelakang misikin, modal-modal di negara ini juga kurang, sedangkan buruhnya melimpah. Pertumbuhan penduduk yang cepat juga memperberat tekanan pada lahan dan mengakibatkan pengangguran. Belum lagi masalah penyediaan pangan yang sangat banyak. Bahkan kebutuhan untuk menyediakan prasarana kepada rakyat cenderung mengalihkan pengeluaran negara dari aktiva produktif.
Penduduk dan standar kehidupan. Hal ini merupakan salah satu factor yang berpengaruh dalam pembangunnan ekomi dikarenakan hal ini berkaitan dengan pendapatan per kapita yang nantinya akan menentukan standar hidup seseorang. Penduduk yang meningkat dengan cepat menyebabkan permkintaan akan sandang, pangan dan papan dan sebagainya menjadi meningkat.tetapi penawaran barang-barang ini tidak dapat ditingkatkan dalam jangka waktu pendek lantaran kuranganya factor pendukung seperti bahan mentah, buruh terlatih, modal dan sebagainya. Biaya dan harga barang-barang tersebut naik, sehingga biaya hidup rakyat menjadi lebih mahal. Akibatnya standar kehidupan yang sudah rendah itu menjadi makin rendah. Kemiskinan membiakkan bilangan besar anak-anak yang justru semakin memperburuk standar kehidupan penduduk. Lingkaran setan antara kemiskinan dan standar kehidupan yang  rendah ini berjalan terus semakin membelit. Akan tetapi menurut Hirschman, “Tekanan penduduk pada standar kehidupan melahirkan tekanan balik, d.h.i melahirkan kegiatan yang dirancang untuk mempertahankan lingkungannya dan untk mengorganisasikan ddirinya sendiri menjadi semakin baik”. Colin Clark juga mengatakan hal yang sama bahwa pertumbuhan penduduk membawa kesulitan ekonomi bagi masyarakat yang hidup dengan metode tradisional; tetapi dengan tenaga yang cukup kuat masyarakat mampu mengubah metode mereka, dan dalam jangka panjang akan beralih menjadi masyarakat yang jauh lebih maju dan produktuf. Kita tidak setuju dengan pendapat Hirschman dan Colin Clark bahwa tekanan penduduk yang menyebabkan menurunnya standar kehidupan mereka. Tidak ada bukti yang mendukung pandangan tersebut terutama dalam kaitannya dengan negara terbelakang. Jadi akibat pertumbuhan penduduk adalah menurunkan standar kehidupan.
Dari hal-hal yang telah dibahas diatas kita dapat menyimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam pembangunan ekonomi. Pertumbuhan penduduk ini juga memberika masing-masing dampak yang ditimbulkan apabila hal tersebut terjadi di negara berkembang/ terbelakang dan di negara maju. (sumber: http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/12/31/pertumbuhan-penduduk-dan-pembangunan-ekonomi-pada-standar-kehidupan-713718.html)
3)  -Sifat-sifat pertumbuhan ekonomi:
1.      Suatu proses

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses, artinya pembangunan ekonomi itu berlangsung berlangsung secara terus-menerus bukan merupakan kegiatan yang sifatnya insidental ( tidak sengaja).


2. Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita


Dikatakan terjadi pembangunan ekonomi jika terjadi kenaikan dalam hal pendapatan per kapita, karena kenaikan pendapatan kenaikan per kapita itu  merupakan cerminan terjadinya kesejahteraan ekonomi masyarakat.


3.Kenaikan pendapatan per kapita berlangsung dalam jangka panjang


Pendapatan per kapita secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun. Namun, hal tersebut bukan berarti bahwa pendaptan per kapita harus mengalami kenaikan secara terus-menerus, tetapi pada suatu waktu tertentu dapat turun, namun turunnya tidak terlalu besar.


4. Kenaikan pendapatan per kapita diikuti dengan terjadinya perubahan teknologi atau kelembagaan.


Maksudnya, dikatakan terjadi pembanguna ekonomi bukan saja berarti peningkatan pendapatan per kapita, namun kenaikan pendapatan per kapita juga harus diikuti dengan terjadinya perubahan teknologi. Misalnya di sektor pertanian, yang dulunya pengolahan lahan dengan menggunakan tenaga hewan, sekarang berganti meggunkana traktor
-Factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi:
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.

Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.


Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).


Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.


Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.


Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.


Dampak Positif Pembangunan Ekonomi


1. Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.


2. Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan  oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pengangguran.


3. Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional.


4. Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan semakin beragam dan dinamis.


5. Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini,       dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat. Dengan demikian, akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi


1. Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup.


2. Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.


3. hilangnya habitat alam baik hayati atau hewani

(sumber: http://awalilmu.blogspot.com/2015/02/pengertian-pembangunan-ekonomi-lengkap.html)

Kamis, 09 April 2015

TUGAS 5

PARA PELAKU EKONOMI MIKRO
·         Pemilik Faktor produksi
Pemilik faktor produksi adalah pemilik sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa.
·         Produsen.
Produsen dalam ekonomi adalah orang yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau dipasarkan
·         Konsumen
Orang yang memakai atau memanfaatkan barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi kebetuhan

PELAKU EKONOMI MAKRO
1. Rumah Tangga Keluarga/ Rumah Tangga Konsumsi
Rumah tangga keluarga/ konsumsi merupakan pelaku kegiatan ekonomi yang menyediakan faktor-faktor produksi kepada pelaku kegiatan ekonomi lain. lebih jelas mengenai faktor produksi
Penyediaan faktor produksi tersebut dimaksudkan guna mendapatkan uang agar dapat memenuhi kebutuhannya. Adapun cara yang dilakukan agar uang tersebut diperoleh adalah sebagai berikut:
1.      Menawarkan tanah (alam) yang dimiliki kepada pihak lain untuk menerima balas jasa yang disebut dengan sewa.
2.    Menawarkan sumber tenaga kerja atau sumber daya manusia untuk mendapatkan balas jasa yang disebut dengan upah atau gaji.
3.    Menawarkan modal yang dimiliki untuk mendapatkan bunga sebagai balas jasa.
4.    Menawarkan keahlian atau memakai keahlian yang dimiliki dan balas jasa yang diterima disebutbagian keuntungan atau laba dari perusahaan yang bersangkutan.
Dengan demikian kelompok rumah tangga ini melakukan kegiatan sebagai berikut:
1.      menyediakan dan menyerahkan faktor-faktor produksi
2.    Menerima balas jasa atas faktor produksi yang dimiliki
3.    Mengonsumsi barang dan jasa
2. Rumah Tangga Perusahaan
Rumah tangga perusahaan berperan untuk melakukan kegiatan produksi maupun distribusi dalam kegiatan ekonomi. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok rumah tangga perusahaan meliputi :
1.      Melakukan kegiatan produksi barang dan jasa , dengan cara mengolah faktor produksi yang diterima dari rumah tangga konsumen.
2.    Membayar imbalan atas penggunaan faktor produksi.
3.    Menjual hasil produksi kepada rumah tangga konsumen.
4.    Menerima pembayaran atas penjualan berang dan jasa.
3. Rumah Tangga Pemerintah
Berbeda dengan rumahtangga konsumsi dan perusahaan, pemerintah menjalankan kegiatan ekonomi dengan motif sosial (social economy), yaitu mencari prnghasilan untuk kepentingan umum.
Aktivitas pemerintah dalam kegiatan ekonomi adalah sebagai berikut:
a. mengeluarkan undang-undang, peraturan, dan kebijakan yang bertujuan mengumpulkan dana dari masyarakat, misalnya pajak.
b. Membelanjakan penerimaan negara untuk membeli berbagai kebutuhan pemerintah termasuk menyiapkan sarana dan prasarana yang menyangkut kegiatan umum (public goods).
c. Melakukan kegiatan ekonomi langsung dibawah Badan Usaha Milik Negara. Misalnya PLN, DAMRI, PERTAMINA, dsb.
d. Menjalin hubungan ekonomi dengan negara lain.
Dalam menjalankan kegiatan ekonomi langsung, pemerintah menggunakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengelolanya. Di Indonesia BUMN dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1.      Perusahaan umum (PERUM)
Badan usaha ini mengusahakan alat-alat vital dan strategis dengan pembiayaan dan keuntungan untuk negara. Contoh: Perum Pegadaian dan Perum Perumnas.
1.      Perusahaan perseroan (PT.)
Badan usaha ini beroperasi seperti layaknya perusahaan swasta, namun modal perseroan tetap disetor dan diusahakan oleh pemerintah. Contoh: PT. Pertamina, PT. PerkebunanXII, PT. Pelni dan sebagainya.
Pemerintah juga bertanggung jawab untuk:
1.      Menyelenggarakan prasarana produksi seperti jalan umum, pos dan komunikasi, pengangkutan umum, kereta api, air minum, sekolah, listrik, rumah sakit, dan lain-lain.
2.    Merangsang produksi melalui pajak dan subsidi.
3.    Mengatur perekonomian dengan peraturan/ pengawasan dan perijinan.
4.    Menyediakan informasi, misalnya melalui bagian statistik harga, riset, dan penerangan.
5.     Mengawasi peredaran jumlah uang.
6.    Menjalankan sendiri beberapa jenis perusahan, terutam,a yang menmyangkut hajat hidup orang banyak.
4. Rumah Tangga Masyarakat Luar Negeri
Masyarakat luar negeri memiliki peranan yang penting dalam kegiatan ekonomi. Selama ini belum ada negara yang mampu hidup mandiri tanpa adanya bantuan dari negara lain. Setiap negara membutuhkan negara lain dalam kehidupan berekonomi. Contohnya dalam jual beli, negara yang satu akan membeli pada negara yang lain dan akan menjual pula pada negara yang lain. Contoh konkritnya indonesia yang membutuhkan komputer buatan amerika dan amerika yang membuthkan tekstil buatan indonesia. Tak hanya itu, kerja sama ekonomi antar negara juga berperan untuk membentu negara yang sedang mengalami nkesulitan dalam perekonomian. Contohnya lahirnya negara G7 yang memberikan pinjaman keuangan pada negara-negara sedang berkembang.

PENDAPAT SAYA MENGENAI SISTEM PEREKONOMIAN YANG BAIK UNTUK INDONESIA
Menurut saya system perekonomian yang cukup baik untuk Indonesia adalah Sistem ekonomi campuran yaitu perpaduan antara sistem liberal dan sistem sosialis, yang mengambil garis tengah antara kebebasan dan pengendalian, yang juga berarti garis antara peran mutlak negara/kolektif dan peran menonjol individu. Pada sistem ekonomi campuran, antara pemerintah dengan masyarakat atau swasta bersama-sama untuk ikut meningkatkan kegiatan perekonomian. Pemerintah sebagai pengendali dan stabilisator kegiatan ekonomi, sedangkan masyarakat diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.
Menurut saya dengan berhubungan baiknya pemerintah, swasta, maupun individu merupakan
Hal positif karna mereka semua saling bekerja sama dalam meningkatkan ekonomi. Jika dijalankan sisitem ini maka akan terlihat sector pemerintah dan swasta terpisah dengan jelas, fluktuasi barang dapat terkendali, setiap individu dapat berkarya, lapangan kerja bisa tercipta dengan luas jika banyak individu yang menyalurkan bakat dan keahliannya, tapi disini pemerintah juga tetap mengontrol kebebasan individu atau masyarakatnya. Dalam system ini peran antara masyarakat dan pemerintah disini harus seimbang, tidak boleh ada yang saling mendominasi. Jika ada yang mendominasi, maka akan timbul masalah-masalah baru. Hal ini saya katakan menurut pandangan/pendapat saya saja. terimakasih




Selasa, 07 April 2015

TUGAS 4



Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.

CONTOH-CONTOH INFLASI
1.      Nilai uang yang dipegang seseorang menjadi turun
misalnya tadinya 1.000 rupiah bisa untuk naik angkot, setelah inflasi, naik angkot perlu 1.500 atau
2.000
2.      Daya beli masyarakat menurun
Tadinya uang 20 juta bisa untuk membeli sebuah sepeda motor, setelah inflasi, menjadi tidak terbeli
karena kurang
3.     Tingkat taraf hidup menurun
Tadinya dengan penghasilan 1 juta per bulan dapat rekreasi 1 bulan sekali, sekarang dari nilai itu
hanya dapat untuk makan dan transport saja
4.      Bagi para spekulan, inflasi justru menguntungkan
Bagi para penimbun barang (misalnya BBM dsb.), sebelum inflasi per liter 4.500, setelah dia
simpan dan harga menjadi 6.500 per liter karena inflasi, dia mendapatkan untung 1.000 rupiah per
liter
5.      Jika inflasi mengakibatkan devaluasi, maka nilai ekspor menjadi naik, padahal jumlah barang yang di ekspor tetap contoh, pengekspor minyak kelapa sawit, sebelum devaluasi akan menerima 1 juta rupiah setiap 150 liter minyak sawit. Setelah devaluasi, dengan 150 liter dia akan mendapat lebih dari 1 juta rupiah

INFLASI TIDAK SELALU BERDAMPAK NEGATIF
Inflasi mempunyai dampak positif dan negative. Tergantung pada parah atau tidaknya inflasi tersebut. Dalam artian, bila terjadi inflasi ringan, itu malah membuat dampak positif bagi perekonomian dan dapat mendorong perekonomian menjadi lebih baik. Meningkatkan pendapatan nasional. Cenderung membuat orang lebih semangat untuk bekerja, untuk menabung, serta mengadakan investasi. Tetapi jika terjadi imflasi yang tak terkendali atau hiperinflasi ini akan amat sangat mengacaukan perekonomian, membawa dampak yang sangat negative. Hal ini membuat orang akan tidak semangat bekerja, tidak senang menabung, dan tidak mengadakan investasi karna harga yang meningkat dengan cepat.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI

1. Demand Pull Inflation, atau Demand-Side Inflation, atau Demand Shock Inflation
Demand Shock Inflation atau biasa disebut Inflasi Guncangan Permintaan atau inflasi tarikan permintaan adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya daya tarik dari permintaan masyarakat terhadap berbagai barang yang terlalu kuat. Inflasi jenis ini biasa dikenal juga dengan istilah Philips Curve Inflation. Inflasi ini dipicu oleh adanya interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa domestic dalam jangka panjang yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat.
Inflasi ini biasa terjadi pada masa perekonomian yang tumbuh dengan cepat. Adanya kesempatan kerja yang tinggi menimbulkan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menyebabkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini pada akhirnya dapat menimbulkan inflasi.
Untuk di Negara Indonesia terjadinya demand pull inflation disebabkan oleh tingginya permintaan barang dan jasa relative terhadap ketersediannya. Artinya barang dan jasa yang diminta relative tinggi dibanding ketersediaan barang dan jasa yang diminta. Dalam makro ekonomi inflasi ini digambarkan dengan output rill yang melebihi output potensial, atau permintaan total, atau aggregate demand lebih besar daripada kapasitas perekonomian.

2. Cost Push Inflation, atau Supply-Side Inflation, atau Supply Shock Inflation
Supply Shock Inflation atau biasa disebut inflasi guncangan penawaran atau inflasi desakan biaya adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya guncangan atau dorongan kenaikan biaya factor-faktor produksi secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Inflasi ini terjadi akibat didesak oleh naiknya biaya dari factor produksi.
Inflasi desakan biaya biasa terjadi pada masa perekonomian yang sedang tumbuh pesat dengan pengangguaran yang relative rendah. Di sini supply tenaga kerja sangat terbatas. Adanya permintaan yang tinggi pada barang produksi terhadap perusahaan, sementara jumlah tenaga kerja terbatas. Perusahaan akan menaikkan produksi dengan memberi upah atau gaji lebih tinggi dan mencari karyawan baru dengan tawaran upah atau gaji yang relative tinggi.
Kebijakan ini menimbulkan biaya produksi menjadi tinggi, sehingga harga barang atau produk menjadi lebih tinggi juga.
Kenaikan biaya dari factor produksi dapat diakibatkan oleh depresiasi atau turunnya nilai tukar mata uang domestic terhadap mata uang asing. Bahan baku dan barang dari luar negeri menjadi lebih malah di dalam negeri. Terjadinya inflasi di luar negeri, khususnya Negara-negara patner dagang. Inflasi luar negeri naik menyebabkan bahan baku atau barang atau produk dari luar negeri menjadi naik.
Inflasi guncangan penawaran dapat pula terjadi akibat negative supply shock. Penurunan penawaran ini dapat disebabkan oleh bencana alam, atau hal lain. Selain itu inflasi supply shock dapat terjadi kerena pemerintah menaikkan harga-harga komoditi tertentu.

3. Mixed Inflation, Inflasi Campuran
Inflasi campuran merupakan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan permintaan dan kenaikan penawaran. Perilaku permintaan dan penawaran tidak setimbang. Permintaan terhadap barang atau jasa bertambah, hal ini mengakibatkan factor produksi dan penyediaan barang menjadi turun. Sementara substitusi atau barang pengganti terbatas atau bahkan tidak ada. Keadaan ini, pada akhirnya menyebabkan harga menjadi naik. Inflasi ini menjadi semakin sulit dikendalikan atau diatasi, ketika kenaikan supply lebih tinggi atau setidaknya sama dengan kenaikan demand.

4. Expected Inflation, Inflasi Ekspektasi.
Inflasi ekspektasi adalah inflasi yang terjadi akibat adanya perilaku masyarakat secara umum yang bersifat adatif atau forward looking. Dalam hal ini, masyarakat menilai bahwa di masa yang akan datang kondisi ekonomi menjadi semakin baik dari masa sebelumnya.
Harapan masyarakat ini dapat menyebabkan terjadinya demand pull inflation maupun cost push inflation. Hal ini tergantung pada harapan masyarakat yang mana yang akan lebih baik dan bagaimana kondisi persediaan barang dan factor produksi saat itu dan masa datang. Inflasi jenis ini relative sulit untuk dideteksi secara pasti, sehingga kejadiannya kurang diperhatikan

5.Meningkatnya Kegiatan Ekonomi 
Meningkatnya kegiatan ekonomi mendorong peningkatan permintaan agregat yang tidak diimbangi dengan meningkatnya penawran agregat karena adanya kendala struktural perekonmian. Indikatornya : masih rendahnya kapasitas terpakai sektor industri pengolahan (39% – 51%) dan menurunnya produksi tanaman bahan makanan (sumbangan pada PDB berkurang 1,1%) pada tahun 2001.

Pustaka: 1. Mankiw, N. G., 2003, “Teori Makroekonomi”, Edisi Kelima, Erlanga, Jakarta.
2.    Ahman, E. H., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi 2, Unversitas Terbuka, Jakarta